Tuntutan
Kandang Closed House
Kandang
merupakan salah satu bagian dari manajemen ternak unggas yang sangat penting
untuk diperhatikan. Bagi peternak dengan sistem intensif, kandang merupakan
salah satu penentu keberhasilan beternak. Kesalahan dalam konstruksi kandang
dapat berakibat fatal yang berujung pada kerugian bagi peternak. Oleh sebab
itu, tidak jarang peternak yang rela menghabiskan uang miliaran rupiah hanya
untuk mendesain kandangnya.
Jenis-jenis
kandang dapat dibedakan berdasarkan tipe dinding, bentuk lantai, tipe atap dan
cara pemeliharaan. Jenis kandang berdasarkan tipe dinding dapat dibedakan
menjadi kandang terbuka (open house), kandang semi tertutup (semi closed house)
dan kandang tertutup (closed house). Kandang dengan sistem terbuka merupakan
kandang yang dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau bambu.
Kandang
tipe closed house merupakan kandang dengan dinding tertutup dan biasanya
terbuat dari bahan-bahan permanen dan dengan sentuhan teknologi tinggi.
Sedangkan kandang semi closed house adalah gabungan dari sistem open house dan
closed house. Dinding kandang tipe ini ditutupi oleh tirai yang bisa dibuka
akan tetapi juga sudah menggunakan bahanbahan permanen dan dengan gabungan
teknologi modern.
Closed
house mulai diperkenalkan dan digunakan di industri peternakan broiler di USA
kurang lebih 20-23 tahun yang lalu. Sejak itu penggunaanya meluas ke seluruh
dunia. Saat ini, di negara Thailand sudah lebih dari 98% kandang broiler
menggunakan sistem closed house (baik tunnel maupun evaporative closed house),
sedangkan di Indonesia hanya kurang dari 5% saja.
Permasalahan
mendasar yang membedakan situasi-kondisi di Indonesia dan di USA adalah
tingginya kelembaban udara, rata-rata kelembaban udara di indonesia adalah
80-90% RH. Tingginya kelembaban udara dikombinasi dengan tingginya suhu udara
akan bersifat “sangat destruktif” terhadap performa broiler dengan menggerogoti
sistem pertahanan tubuh dan berat badan ayam, sehingga ayam jadi lebih mudah
“ngorok”/ mengalami gangguan pernapasan, menurunkan berat badan dan meningkatkan
kematian.
Seperti
diketahui ayam tidak mempunyai kelenjar keringat,sehingga bila ayam merasa
kepanasan, maka ayam akan membuka paruh secara terus menerus untuk mengeluarkan
kelebihan panas tubuhnya. Mekanisme “panting”, saat ayam terbuka paruhnya, dan
di saat bersamaan kandungan uap air udara di dalam kandang tinggi (kelembaban
udara tinggi ~ jumlah uap air tinggi), maka ayam akan mengalami kesulitan besar
dalam melepaskan panas tubuhnya (tekanan udara di luar tubuh ayam lebih besar
dibanding tekanan udara dalam tubuh ayam).
Jadi, closed house sangat bermanfaat untuk
daerah tropis yakni mampu mengurangi dampak buruk dari tingginya kelembaban
udara, dengan memanfaatkan efek “wind chill” dalam kandang. Adanya aliran udara
hangat di dalam kandang yang mengenai tubuh ayam akan memberikan “rasa lebih
dingin dari suhu udara yang terukur”, karena proses pengeluaran panas tubuh
ayam dalam kondisi normal (tidak panting) adalah melalui kulit tubuhnya,
sehingga pada kondisi kandang yang disertai adanya aliran udara maka ayam akan
“merasa suhu tidak panas/tidak perlu panting”.
Kandang
dan ternak ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Kandang merupakan “rumah” atau suatu tempat yang difungsikan untuk
tempat berlindung bagi ayam, tempat melakukan aktivitas produksi dan
reproduksinya serta tempat yang memberikan jaminan perlindungan bagi ternak
dari berbagai gangguan binatang buas dan lainnya. Berdasarkan ini, maka
pembangunan kandang untuk ayam perlu disesuaikan dengan kebutuhan ayam dan
sesuai pula dengan kondisi keuangan yang dimiliki oleh peternak.
Berbagai
macam bentuk kandang sering diperdebatkan dalam hubungannya dengan fungsi
kandang itu sendiri. Pilihan model dan sistem konstruksi kandang sebenarnya
bukan disesuaikan dengan keinginan peternak namun perlu dipertimbangkan dari
kenyamanan ayam yang dipelihara yang secara nyata akan memberikan hasilnya
berupa daging dan telur. Sejauh ini, rekonstruksi kandang terbuka menjadi
kandang tertutup masih dihadapkan pada kendala modal yang dimiliki peternak
masih jauh dari cukup untuk pengembangannya. Di samping itu, kendala lain yang
dihadapi peternak adalah teknologi yang dipunyai masih kurang serta minimnya
infrastruktur. Open atau closed house-kah pilihan Anda?
0 Response to "Tuntutan Kandang Closed House"
Post a Comment
semoga bisa bermanfat.