Memelihara Ayam Petelur
di Musim Penghujan
di Musim Penghujan
Dalam
memasuki musim penghujan yang biasa terjadi pada kuartal ke empat hingga
kuartal pertama tahun berikutnya adalah nyata terjadi gangguan pada produksi
telur. Gangguan Produksi terjadi dengan lambatnya kenaikan % HD sehingga peak
produksi mundur, produksi telur yang sudah di puncak produksi terjadi penurunan
10% hingga 20%.
Kondisi
tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap suplai telur di
pasaran, sehingga mendongkrak harga telur menjadi relatif lebih tinggi hingga
20%. Sehingga meskipun harga naik bukan berarti meningkatkan keuntungan di
produsen telur dengan beban penurunan produksi tersebut. Kenaikan harga hanya
cukup sebagai kompensasi penurunan produksi. Tentu kondisi seperti ini tidak
menguntungkan secara bisnis, karena pembeli di end user telur menanggung beban
biaya penurunan suplai telur. Pengaruh nyata juga meningkatnya angka deplesi
sehingga akan menurunkan produktivitas secara hen house (HH).
Pengaruh
berikutnya adalah terjadi penurunan berat telur, sehingga kombinasi turunnya %
HD dan berat telur ini akan berpengaruh terhadap menurunnya efisiensi
penggunaan pakan. Artinya dengan sejumlah kg pakan yang sama akan terjadi
penurunan jumlah kg telurnya. Meningkatnya FC akan berpengaruh terhadap
meningkatnya modal untuk menghasilkan telur yang dikenal dengan harga pokok
produksi (HPP).
Dengan
harga pakan yang sama, dengan meningkatnya FC dari 2,2 ke 2,3 atau naik 4,55 %
akan meningkatkan HPP dari Rp.600,- atau naik 4,55%. Bila FC meningkat menjadi
2,4 atau naik 9,09% maka HPP juga naik menjadi Rp.1200,- atau naik 9,09%.
Inilah nyata bahwa kenaikan harga bukan menjadi faktor meningkatnya keuntungan,
tetapi hanya menjadi kompensasi untuk tidak terjadi kerugian akibat menurunnya
produksi telur.
Kondisi
ini tentu menjadi peluang bila farm yang bisa menjaga kondisi produksi tetap
stabil, sehingga memiliki kesempatan mendapatkan harga yang bagus karena HPP
juga tetap lebih rendah. Ini menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam
bisnis ayam petelur, yaitu terletak pada pencapaian produksi dan kestabilan
produksi sesuai dengan standar.
Pengaruh
cuaca terhadap metabolisme
Cuaca
yang diwakili oleh terjadinya hujan dan panas sehingga disebut musim penghujan
dan musim panas. Kondisi ini akan akan berpengaruh kepada ayam karena ayam adalah
berdarah panas (homeothermal). Bahwa metabolisme ayam sangat tergantung dengan
kondisi cuaca, karena ayam berusaha menjaga temperatur tubuhnya. Bila suhu luar
panas maka suhu tubuh ayam ikut panas. Sedangkan bila suhu lingkungan redah
maka suhu tubuh ayam juga akan ikut turun. Sehingga agar kondisi suhu tubuh
tetap stabil maka ayam secara normal akan menjaga keseimbangan dalam pembuangan
panas tubuhnya. Bila digambarkan seperti yang dijelaskan oleh Leeson S., and
J.D. Summers – 1997, berikut ini Grafik 1.
Dari
grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa pada saat suhu lingkungan naik dari 30°C
maka suhu tubuh ayam akan naik dari 40°C sampai pada 44°C. Dengan kondisi ini
maka kemampuan membuang panas tubuhnya menjadi menurun yang disebabkan oleh
terjadi penurunan dalam pembuangan ekstra panas yang berupa uap air. Dalam
kondisi ini maka ayam berusaha memompa lebih banyak lagi untuk membuang panas
tersebut, sehingga ritme pernapasan menjadi meningkat dan inilah yang disebut
panting.
Secara
alamiah terjadi keseimbangan energi di dalam tubuh ayam, bila suhu di luar
panas maka ayam berusaha menjaga agar tidak ikut naik suhu tubuhnya dengan
membongkar energi yang ada sehingga ayam akan mengurangi asupan energi yang
dari luar. Kondisi ini akan terjadi penurunan konsumsi pakan. Selanjutnya bila
suhu luar lebih dingin maka ayam akan menggunakan cadangan energinya untuk
memanaskan tubuhnya agar tidak terjadi penurunan. Pada kondisi ini bila
berlanjut maka akan terjadi penurunan berat badan.
Pengaruh
cuaca terhadap masa pertumbuhan/pullet
Bila
dicermati di lapangan/kandang pengaruh cuaca terhadap ayam, bisa disebut
sebagai pengaruh langsung bisa dilihat tingkah laku sebagai berikut : sayap
terbuka lebar, peningkatan konsumsi air dan peningkatan dalam irama pernapasan.
Selanjutnya akan berpengaruh pada kondisi yang disebut pengaruh tidak langsung
yaitu : penurunan aktivitas, pengurangan produksi tambahan panas, pengurangan
atau penghentian asupan pakan dan pengurangan sintesis protein.
Inilah
yang menjadi nyata hubungan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung adalah nyata mengganggu dalam proses pencapaian performa ayam.
Pengaruh tersebut secara nyata akan membuat ayam menurunkan konsumsi pakannya.
Dari satu faktor ini adalah menjadi problem utama sehingga memiliki pengaruh
yang luar biasa di masa pertumbuhan ayam. Pengaruh tersebut adalah : berat
badan tidak tercapai, keseragaman kurang baik, pemunduran dewasa kelamin (DK)
yang ekstrim bisa tercapai produksi HD 50% pada umur 25- 26 minggu dan
peningkatan presentase bertelurnya lambat pada saat awal masa produksi. Perlu
kita sadari bahwa pada dasarnya ayam akan mulai bertelur bila berat badan
tercapai standarnya dengan benar. Bahwa pada dasarnya ayam akan mulai produksi
bukan karena adanya stimulasi cahaya. Sehingga dewasa kelamin dan performa
produksi dipengaruhi oleh pencapaian berat badan pada standar dan
keseragamannya. Untuk itu menjadi sangat penting adalah mengejar berat badan
dan keseragaman sesuai standarnya.
Dengan
mencari pola brooding yang cocok untuk ayam, sehingga ayam akan mampu melakukan
pertumbuhan yang maksimal selama masa rearing. Brooding yang baik adalah
memperhatikan dari beberapa kondisi yaitu : peralatan yang sesuai, ventilasi
yang baik dan tepat dengan kepadatan yang normal.
Dalam
kondisi ini nyata bahwa periode pemeliharaan awal sangat sangat penting.
Produktivitas ayam tergantung pada besarnya pencapaian dari keberhasilan
mencapai target selama periode pemeliharaan. Masih ada beberapa hal yang kurang
disadari selama masa awal, di antaranya :
• Thermoregulasi di
anak ayam agak terbatas karena faktor cara pernapasan, sehingga anak ayam akan
memilih tempat di mana ia menemukan suhu yang paling nyaman. Anak ayam akan
mampu memilih sendiri suhu optimal antara suhu kamar 28˚C dan 32-35˚C di bawah
brooder.
• Kerugian panas yang
timbul dari kontak dengan litter sangat penting selama beberapa hari pertama.
Oleh karena itu, diperlukan pemanasan lantai brooding, sehingga suhu litter
antara 28 dan 31˚C ketika anak ayam tiba. Litter yang dingin atau terlalu
rendah selama beberapa hari pertama sering menyebabkan diare dan kaki lemah.
Oleh
karena itu diperlukan pemetaan pada masa brooding untuk melakukan perbaikan
pada periode ke periode berikutnya. Karena hanya langkah-langkah perbaikan
inilah yang bisa dilakukan untuk mencapai performa pertumbuhan yang baik.
Beberapa catatan penting tentang aplikasi di lapangan yaitu :
1. Dalam menentukan
kepadatan saat brooding, masih biasa terjadi melihat sisi ekonomis karena
keterbatasan pemanas atau bahkan keterbatasan kandang. Sehingga kepadatan
normal saat brooding adalah 40 ekor/ m² akan menjadi lebih dipadatkan. Anak
ayam tidak bisa secara leluasa mencari titik-titik tempat yang cocok, sehingga
cekaman yang terus menerus akan mempengaruhi ayam dalam mengkonversi asupan
nutrisi. Asupan nutrisi tidak semua digunakan untuk pertumbuhan namun hanya
untuk menjaga kondisi dari cekaman tersebut.
2. Pemahaman terhadap
suhu dan kelembaban masih belum sepenuhnya benar, masih umum hanya melihat sisi
suhu saja dan belum memasukkan unsur kelembaban dalam kontrol brooding. Bahwa
kondisi ini sangat penting untuk kontrol terhadap konsumsi pakan, bila terlalu
panas atau terlalu dingin maka anak ayam akan terganggu dalam konsumsi pakan.
Kelembaban ideal masa brooding adalah 60%, yang bisa dicapai dengan mengatur
pemanasan untuk menurunkan kelembaban. Pola ini juga akan mempermudah dan bisa
menghemat biaya pemanas bila aplikasinya tepat
0 Response to "Memelihara Ayam Petelur di Musim Penghujan"
Post a Comment
semoga bisa bermanfat.